BSMI Jakarta, Jakarta Pusat – Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Provinsi DKI Jakarta mengikuti Bimbingan Teknis (BIMTEK) Srikandi Siaga Bencana untuk menyiapkan perempuan-perempuan tangguh bencana dalam keluarga.
Dalam rangka mendukung peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2019 yang mengusung tema Perempuan menjadi guru siaga bencana, rumah menjadi sekolahnya. BSMI DKI Jakarta mengirimkan tim khusus yang terdiri dari 2 orang perempuan untuk mengikuti Bimbingan Teknis (BIMTEK) Srikandi Siaga Bencana. Kegiatan BIMTEK ini yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun ketangguhan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Untuk menjadi Srikandi Siaga Bencana, tim BSMI DKI Jakarta dibekali dengan 3 materi pokok yaitu, Penggunaan Inarisk Personal, Pembuatan Rencana Kesiapsiagaan Bencana serta Mitigasi Praktis Penyelamatan dan Perlindungan Diri Sebelum dan Saat Bencana (Gempa Bumi, Kebakaran & Banjir).
Kegiatan BIMTEK diawali dengan pengenalan gerakan Srikandi Siaga Bencana sebagai fasilitator perempuan penggerak kesiapsiagaan bencana. Dalam hal ini, perempuan tidak dipandang sebagai kelompok rentan tetapi dipandang sebagai potensi dalam kesiapsigaan bencana. Gerakan Srikandi Siaga Bencana ini melihat potensi perempuan yang memiliki naluri kuat untuk selalu melindungi keluarganya serta aktif dalam kelompok sosial sehingga perempuan dapat menjadi pengerak kesiapsiagaan bencana di dalam keluarga.
Materi pertama yang disampaikan dalam BIMTEK adalah terkait cara menggunakan InaRisk Personal yang merupakan aplikasi berbasis android yang dikembangkan oleh BNPB. Aplikasi InaRisk Personal ini memuat informasi risiko bahaya yang ada di setiap wilayah Indonesia. Penggunaan aplikasi InaRisk Personal dapat membantu untuk mengidentifikasi ancaman di wilayah tempat tinggal dalam pembuatan rencana kesiapsiagaan keluarga. Setelah mengetahui informasi risiko bencana dari masing-masing wilayah tempat tinggal melalui InaRisk, maka materi dilanjutkan dengan pembuatan rencana kesiapsiagaan keluarga. Rencana dibuat dalam bentuk formulir yang memuat identitas diri anggota keluarga, penentuan titik kumpul keluarga, jalur evakuasi dan nomer darurat keluarga yang dapat dihubungin. Selain itu, perencanaan kesiapsiagaan keluarga juga termasuk pengadaan tas siaga keluarga yang memuat kebutuhan keluarga dalam situasi darurat. Setelah membuat perencanaan kesiapsiagaan keluarga, hal yang tidak boleh dilupakan adalah latihan evakuasi mandiri. Dalam kegiatan BIMTEK disampaikan materi mitigasi praktis penyelamatan dan perlindungan diri pada konteks bencana gempa bumi dan kebakaran. Penyampaian materi ini juga dilakukan secara praktik langsung evakuasi saat terjadi gempa bumi dengan menggunakan tangga darurat di Graha BNPB.
Dengan mengikuti kegiatan BIMTEK Srikandi Siaga Bencana diharapkan BSMI DKI Jakarta dapat menjadi Srikandi Siaga Bencana yang mampu menyebarluasakan pengetahuan dan menularkan semangat kesiapsiagaan bencana dalam keluarga melalui penguatan peran perempuan. Dalam hal ini, BSMI DKI Jakarta berkomitmen untuk mendukung terwujudnya budaya sadar bencana di dalam masyarakat Indonesia melalui peringatan Hari Kesiapsiaagan Bencana.