BSMI Jakarta, Tebet – Kondisi kegawatdaruratan bisa terjadi di mana saja dan tidak berada dalam jangkauan medis. Seperti di pasar, lingkungan sekitar, atau tempat umum lainnya. Berdasarkan riset didapati, 60 persen orang meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit dan 40 persen orang meninggal di lokasi kecelakaan.
Hal ini terjadi dikarenakan keterlambatan dalam penanganan terhadap korban yang nyawanya sedang terancam. Apabila, dapat diatasi dengan segera, nyawa orang yang terancam itu dapat tertolong dan kemungkinan besar orang tersebut bisa diselematkan.
Mengantisipasi hal tersebut, BSMI DKI Jakarta dan BPBD DKI Jakarta, mengadakan pelatihan pembinaan dan peningkatan kapasitas untuk staff Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya Tebet pada Kamis 20 Juni 2019. Tim Relawan BSMI DKI Jakarta memaparkan tentang bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru, balut bidai) dan evakuasi. Tercatat 48 orang mengikuti pelatihan di aula PSBR, Jalan Tebet Raya 100, Tebet, Jakarta Selatan.
Pelatihan ini sangat penting agar masyarakat awam mengetahui cara melakukan pertolongan pertama, berupa resusitasi jantung-paru, kepada korban yang mengalami henti nafas dan henti jantung baik karena sakit atau kecelakaan, sebelum tim medis datang ke tempat kejadian.
“Pelatihan ini sangat membantu kami ketika sewaktu waktu terjadi serangan pada anak binaan di panti, lalu bermanfaat juga untuk kami semua buat sesama maupun keluarga”, komentar Fendi, salah satu peserta pelatihan.
Seluruh peserta mengikuti dengan antusias pelatihan BHD ini. Tak hanya diberikan materi secara teori, tapi juga disertai praktek langsung penanganan korban dengan menggunakan boneka yang dirancang khusus untuk pelatihan resusitasi jantung paru. Dengan adanya pelatihan ini semua orang dapat menyadari betapa pentingnya pertolongan pra rumah sakit
Masyarakat Perlu Kuasai Keterampilan Bantuan Hidup Dasar
Bantuan hidup dasar yang juga dikenal dengan Basic Life Support (BLS) adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu, bukan hanya tenaga medis, tapi tenaga nonmedis juga harus memiliki keterampilan BHD, sebab BHD merupakan kemampuan dasar yang berguna untuk menolong kedaruratan medis pra rumah sakit.
“Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan untuk diberikan kepada orang awam. Karena kejadian henti jantung dan napas bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Dan orang yang menemukan korban pertama kali bukan hanya tenaga medis yang terlatih, tetapi bisa orang awam yang ada di sekitar tempat kejadian,” ujar kata Rizki Andita Noviar, humas BSMI DKI Jakarta.
BSMI DKI Jakarta berkomitmen untuk terus memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar kepada berbagai kalangan masyarakat awam baik di mitra perusahaan maupun komunitas lainnya.