Mari Bantu Syria

Stop Suriah Memerah Darah.
Kejahatan kemanusiaan bergulir setiap detik di Suriah, sejauh mana nurani ini terketuk menyimak kabar dari sana? Serpihan luka, runtuhan bangunan, bom, rudal dan artileri berat lainnya adalah pemandangan yang terlihat di Suriah sehari-hari. Upaya diplomasi nihil hasil, proses perdamaian makin jauh dari angan. Sementara, nestapa bagi Suriah terjadi sepanjang hari. Entah di mana letak rasa kemanusiaan mereka yang terlibat dalam pertempuran ego dan ambisi merebut kota Aleppo, Idlib, Raqqah, dan Hama. Tak peduli siapa pun yang terlibat, boleh jadi rezim, militan oposisi, bahkan militer Rusia dan Amerika yang ikut campur terlibat di dalamnya. Tak ada pembenaran sama sekali di balik kejahatan perang yang menimpa masyarakat sipil yang diumbar setiap hari di Suriah

Desember 2016 lalu, Aleppo mengulang lagi tragedi penuh darah. Serangan udara jatuh menimpa kawasan pemukiman Aleppo. Militer rezim juga melakukan serangan darat dengan menembakkan peluru ke segala arah. Akibat serangan ini, sedikitnya 82 jiwa meregang nyawa. Termasuk diantaranya 11 wanita, dan 13 anak-anak. Beberapa jam pasca serangan, Aleppo bagai kota mati. Sekitar 37.000 orang sudah meninggalkan Aleppo timur ke wilayah barat. Sebanyak 14.700 jiwa berlindung di shelter sementara. Mereka terpaksa meninggalkan rumah di tengah membekunya cuaca akibat musim dingin, guna menyelamatkan nyawa diri dan keluarga dari serangan para durjana.

Setelah menyergap Aleppo selama sekian tahun lamanya, kini horor konflik merundung Idlib. Selasa dini hari (4/4), ledakan kembali terdengar dari langit kota yang terletak di bagian barat laut Suriah tersebut. Bukan lagi ledakan bom yang meruntuhkan seisi kota, bukan lagi serangan rudal yang menyita darah kaum sipil. Kali ini, serangan tersebut membunuh dalam diam. Serangan gas kimia beracun membekap seisi kota kecil Khan Sheikhoun yang berjarak 50 km ke arah selatan dari kota Idlib. Warga sipil yang kala itu tengah tertidur pulas langsung terhenyak mendengar suara ledakan yang berasal dari sejumlah pesawat di udara. Sesaat setelah bunyi ledakan tersebut, gas beracun yang ditembakkan mulai menyebar. Tak beraroma dan tak bersuara, namun cukup mematikan.

Menyikapi Suriah, segala bentuk provokasi harus diredam, fokus perhatian kemanusiaan harus ditingkatkan. BSMI terus menyuarakan ajakan kepedulian terhadap manusia-manusia rentan yang terdzalimi di sana.

Kini Suriah kembali memerah darah. Kota Idlib menjadi target penghancuran berikutnya. Akankah kita berdiam diri saja?

Mari salurkan donasi Anda bagi Syria, melalui : Bank Syariah Mandiri No 72.0808.0808 atas nama Bulan Sabit Merah Indonesia. Informasi bisa menghubungi 085716148676.

Leave a Reply