BSMI Jakarta, Bali – BSMI Provinsi DKI Jakarta ikut serta sebagai salah satu lembaga yang mewakili BPBD DKI Jakarta untuk mengikuti kegiatan Dharma Relawan Adhirajasa. Dharma Relawan Adhirajasa (DRA) merupakan kegiatan pertama tingkat nasional yang mempertemukan sejumlah relawan. BSMI DKI Jakarta mengirimkan satu relawan tanggap bencana, Shakino. Kegiatan berlangsung di Bumi Perkemahan Nangun Kerti, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada dan hadiri Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dengan melibatkan perwakilan dari organisasi relawan di seluruh Indonesia dari 34 Provinsi.
Kegiatan yang mengangkat tema ‘Mensinergikan Semangat Kebersamaan dan Kerelawanan untuk Ketangguhan Bangsa ‘ dilaksanakan mulai tanggal 26 sampai dengan 28 Maret 2019. Kegiatan DRA bertujuan untuk membangun jejaring relawan PB di Indonesia, upaya peningkatan kapasitas Relawan PB Indonesia serta pembahasan desk relawan, sertifikasi relawan, dan cluster relawan termasuk melakukan sosialisasi ekspedisi Destana, Gerakan PRB dan HKB 2019.
“Relawan harus sering berkumpul untuk bersilaturahmi, saling peduli tukar informasi untuk membangun sinergi merencanakan aksi mitigasi, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana, serta turut serta menjaga alam dengan melakukan penghijauan di lereng gunung, lahan gundul dan mangrovisasi di tepi pantai,” Kata Rizki Andita Noviar, Humas BSMI DKI Jakarta
Penguatan Ketangguhan Bersama Tanggulangi Bencana
Para akademisi diharapkan dapat meningkatkan perannya terkait kebencanaan melalui penelitian serta pengetahuan yang dimiliki, demikian pula halnya dengan awak media yang memegang peran yang sangat penting dalam mensosialisasikan bahaya bencana serta membangun kesadaran masyarakat akan pemahaman risiko bencana dan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Para peserta kegiatan DRA dibagi menjadi 4 kelompok fokus diskusi yang membahas tentang :
1. Desk Relawan. Dimana para Relawan beserta BNPB merumuskan konsep keberadaan pusat komando dan koordinasi saat penanggulangan bencana agar penyaluran bantuan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
2. Sertifikasi Relawan. Sertifikasi merupakan upaya BNPB untuk memastikan bahwa semua relawan yang turun ke daerah penanggulangan bencana memiliki kompetensi yang memadai untuk menjamin keselamatan diri sendiri dan korban bencana saat memberikan bantuan. Sertifikasi Relawan juga membuka kesempatan bagi para relawan yang ingin berkarir di bidang penanggulangan bencana.
3. Klaster Relawan. Klaster ditujukan untuk mengelompokkan jenis bantuan yang akan diberikan oleh para relawan dan mendistribusikannya secara merata. Pada pertemuan ini telah terbentuk satu klaster baru yakni klaster Remote Access dimana relawan yang memiliki kompetensi untuk membuka jalur kepada daerah dan/atau kondisi yang terisolir akibat bencana dapat saling berkoordinasi untuk memberikan akses kepada klaster lainnya.
4. Sosialisasi Gerakan Pengurangan Risiko Bencana . Pada kelompok ke 4, BNPB melakukan sosialisasi terhadap applikasi InaRISK dan rencana perayaan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019 pada tanggal 26 April nanti bersama para Relawan.
Deklarasi ‘Relawan Bela Alam’
Bentuk deklarasi diwujudkan dalam pembacaan janji sukarelawan yang diikuti oleh semua sukarelawan yang hadir. Perwakilan sukarelawan Jawa Barat Soma membacakan janji dengan berfokus upaya penyelamatan alam sehingga kejadian bencana dapat dihindarkan. “Menyikapi kondisi tersebut, kami relawan penanggulangan bencana Indonesia berikrar akan bela alam dengan segenap kemampuan kami,” ujar Soma pada Deklarasi Relawan bertema ‘Dharma Relawan Adhiraja’ pada Kamis (28/3).
Deklarasi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo yang sangat dekat upaya-upaya pelestarian alam. Dalam temu sukarelawan ini, Doni menyampaikan bahwa alam sangat penting dijaga sehingga nantinya alam menjaga kita. Doni menekankan bahwa mayoritas bencana alam yang terjadi di Indonesia karena ulah manusia, oleh karenanya penting peran relawan dalam mitigasi bencana.
Sukarelawan merupakan mitra penting pemerintah, khususnya BNPB dan BPBD. Di satu sisi, mereka dituntut untuk menjunjung tinggi prinsip sukarelawan, yaitu Panca Dharma. Prinsip ini mengikat para relawan bahwa mereka mandiri, profesional, solidaritas, sinergi dan akuntabel. Oleh karena itu, kapasitas sukarelawan menjadi perhatian BNPB untuk terus ditingkatkan, baik pendidikan dan keterampilan. Di sisi lain, Doni mengharap bahwa relawan tidak hanya berperan pada saat tanggap darurat tetapi pada saat pra dan pascabencana, seperti upaya menjaga dan memperbaiki lingkungan.
izin nyimak min,