Binar Anak-anak Suriah di Pengungsian Turki

Catatan Harian Tim Aju BSMI

Kami tiba di Reyhanli, seperti kota kecamatan yang berada di pedesaan provinsi Hatay pada 17 Februari 2023 malam hari. Kami diinapkan di sebuah kompleks sekolah khusus anak yatim. 95 persen anak-anak yang tinggal dan sekolah disini adalah dari Suriah. Sisanya dari Afrika dan sebagian Asia Selatan seperti Pakistan dan sekitarnya.

Kami diantar Brother Atif. Ia berasal dari Pakistan. Tapi sejak kecil ia diasuh oleh IHH dan diberikan pendidikan. Kini dia mengomandoi seluruh relawan dari luar negeri yang bekerjasama dengan IHH.

Atif mengantar kami melihat-lihat fasilitas sekolah. Sekolah ini mayoritas pendonornya adalah Qatar. Sekolahnya masih kokoh setelah diguncang gempa. Kini dia menjadi lokasi pengungsian anak-anak Suriah sekaligus menjadi tempat menginap relawan-relawan dari luar negeri.

Fasilitas sekolahnya sangat lengkap. Fasilitas olahraga ada lapangan sepakbola, lapangan basket, taman bermain. Masjid yang besar, ruang kelas yang nyaman dan asramanya juga sangat bersih. Bangunanya terlihat baru meski sudah berdiri sejak 2012.

Ada kompleks untuk putra, ada kompleks untuk putri. Dilihat dari atas, kompleks putri dibuat dengan bentuk menyerupai mata. Sementara kompleks putra dibuat menyerupai bentuk telinga.

“Kami (IHH-red) ingin menjadi mata dan telinga anak-anak yatim ini. Kami ingin mendengar apa saja kebutuhan mereka, melihat perkembangan mereka dan mendukung mereka sepenuhnya,” ungkapnya.

Saat kami mengunjungi dapur, kami bertemu dengan tiga anak-anak Suriah yang tengah sarapan. Mereka tengah menyantap sup Tavuklu çorba, seperti sup ayam dengan kuah kental dipadu dengan roti hubus khas Suriah.

Ada Bakr (10 tahun), Mahmud (12 tahun) dan Ahmad (13 tahun). Mereka berasal dari Idlib. Ketiganya sudah kehilangan orang tua kandungnya masing-masing. Lalu mereka diadopsi oleh anak penduduk Rayhanli Turki. Ayah sambung Ahmad adalah koki di asrama yatim ini.

“Kami membawa Ahmad saat masih kecil, sudah 10 tahun di Rayhanli. Saat terjadi gempa besar akhirnya semua anak-anak mengungsi di Asrama Yatim milik IHH ini,” ungkap Abu Ahmad.

Saat kami tanya bagaimana sekolah di sini, Ahmad dan teman-temanya berbinar matanya. Mereka sangat senang karena memiliki teman yang banyak serta situasinya konsusif. Mereka bahkan bisa bermain dengan riang.

“Kalian sukanya apa?” tanya saya.
“Sepakbola,” ujar mereka kompak.

“Messi atau Ronaldo?” tanya saya lagi.
“Saya Messi,” kata Ahmad dan Mahmud. “Saya Ronaldo,” kata si kecil Bakr.

Anak-anak ini layak mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Kami memeluk mereka dan mengusap kepalanya sebelum kami pergi. Semoga Allah SWT menjadikan kalian tumbuh menjadi orang-orang yang bisa bermanfaat seluasnya bagi orang lain.

Selamatkan Satu Jiwa Sambung Seribu Asa

Rayhanli, 18 Februari 2023

Hafidz Muftisany
Humas DPN BSMI