Saya berkunjung ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kami mendapat penjelasan yang lengkap dari BNPB. Ada istilah, Indonesia ini adalah supermarket bencana. Jika musim kemarau ada kebakaran hutan. Jika musim hujan ada banjir. Ada gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi dan sebagainya.
Ada juga karena perbuatan manusia, kegagalan manusia menata diri. Ingin segera cepat, menghantam hutan dan sebagainya hingga rusak semua alam.
Padahal sebagai Muslim, kita sudah diajarkan Nabi Muhamamd SAW 14abad yang lampau untuk menyayangi pohon, menyayangi lingkungan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memotong pohon bidara, akan Allah tuangkan cairan di kepalanya di neraka” (HR. Abu Dawud, AI-Baihaqi, dan An-Nasa’i, disahihkan Al• Albani).
ltu baru satu pohon keras ancamannya. Bagaimana mereka yang merusak berhektar-hektar pohon. Bagaimana manusia ini bisa mengambil pahala dari orang-orang yang mereka aniaya. Jaga kita dari api neraka, jangan sampai zalim.
Merusak lingkungan yang dirugikan bukan hanya satu dua orang, bisa satu provinsi. Membakar hutan bisa negara lain juga merasakan. Turun marwah bangsa ini.
Kita percaya di tengah semua musibah dan bencana, takdir Allah SWT luas dengan rahmatnya. Kita tidak harus meninggalkan negeri ini, tidak. lni takdir kita lahir dan besar menjadi orang Indonesia.
Di balik potensi bencana ada kekayaan yang luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk rakyat. Kitajuga memiliki kecerdasan, punya ilmu pengetahuan. llmu pengetahuan bisa menjawab untuk meminimalkan risiko bencana. Tsunami itu berkali-kali datang, tapi dengan ilmu dan dengan akal yang diberikan Allah SWt bagaimana ke depan kita bisa lebih cerdas.
Mari kita lebih mencintai alam dan lingkungan kita. Di balik musibah, ada hikmah. Boleh jadi kamu benci terhadap sesuatu, tapi di balik kebencian ada kebaikan-kebaikan luar biasa.
Kita bisa mencintai negeri ini, satu nusa satu bangsa sadar bencana.
oleh : Ustadz Prof. H. Abdul Somad, Lc., D.E.S.A., Ph.D.
Anggota Kehormatan BSMI