Indonesia Peringkat tertinggi Penderita Katarak Se Asia Tenggara

BSMI Jakarta, Waingapu – Indonesia ternyata masih menjadi negara dengan angka penderita katarak tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara. Tingginya angka penderita katarak itu mencapai 1,5 persen/2 juta penduduk. Kondisi itu membuat 240 ribu orang setiap tahunnya terancam mengalami katarak karena kebutaan.

Ketidaktahuan masyarakat bahwa katarak bisa disembuhkan dengan operasi, kendala pembiayaan karena keterbatasan ekonomi atau penghasilan untuk melakukan pengobatan maupun operasi, terus menjadi kendala dalam menurunkan angka penderita katarak. Hal itu itupun terjadi di wilayah Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT.

“Tentunya kegiatan bhakti sosial seperti ini sangat membantu kami pemerintah dan masyarakat Sumba Timur. Kami harap apa yang terjadi hari ini bisa memberikan contoh bagi elemen lainnya yang peduli untuk bisa bersama kami pemerintah Sumba Timur memberikan harapan sembuh kepada penderita katarak yang karena keterbatasan dalam beberapa faktor mengakibatkan pengobatan dan operasi katarak tidak bisa direalisasikan,” jelas Umbu Maramba Memang, Asisten Ekonomi dan Pembanguna Setda Sumtim, yang hadir mewakili Bupati Sumtim, kepada wartawan usai ceremonial pembukaan bhakti sosial operasi katarak Gratis di RSUD Umbu Rara Meha, Kota Waingapu, Jumat (06/04) siang tadi.

Adapun bhakti sosial operasi katarak gratis ini merupakan hasil sinergitas antara PT. Sido Muncul dengan produk andalan Tolak Angin Sido Muncul, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Cabang Jawa Timur, Yayasan Bina Sumba Robbani Waingapu dan Bulan Sabit Merah Indonesia.

Operasi katarak gratis ini juga meneruskan catatan prositif dan simpatik Sido Muncul yang sebelumya telah mencapai target operasi 51.100 mata. “Hari ini yang dioperasi sebanyak 20 orang, dan rencananya esok 30 orang juga akan dioperasi,” jelas Aqsha A. Nur, ketua panitia kegiatan ini, didampingi Hendrik, Public relation PT. Sindo muncul, di sela-sela kegiatan yang didukung penuh oleh sejumlah dokter yang sehari-hari bertugas di RSUD Umbu Rara Meha.

Kegiatan ini sendiri diikuti hingga usai oleh Direktur RSUD Umbu Rara Meha, Lely Harakai, Yulia Primitasari, dari PERDAMI Jawa Timur, Bambang Wijanarko wakil dari Bulan Sabit Merah Indonesia dan Dili Handosiswoyo dari Yayasan Bina Sumba Rabbani.

 

“Operasi katarak gratis tolak angin Sido Muncul telah dilaksanakan sejak 2011 di 27 Propinsi, 211 Kota dan Kabupaten, 236 Rumah Sakit dan Klinik mata. Diharapkan dnegan kegiatan ini dapat menekan angka penderita katarak di Sumba Timur. Dan dengan ini bisa memberikan pemahaman kepada warga lainnya bahsanya katarak hanya bisa disembuhkan dengan cara operasi. Dan operasi katarak bukanlah hal yang menakutkan,” tandas Hendrik.

 

“Terima kasih untuk RSUD, Sido Muncul serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Saya sebelumnya sudah berencana mau ke Surabaya untuk operasi, dan tentunya perlu keluar biaya. Tapi dengan adanya bhakti sosial ini, semuanya gratis,” kata Muhamad Benge, salah satu warga yang telah dia operasi dengan senyum sumringah walau satu matanya masih tertempel perban itu.(ion/waingapu.com)

Leave a Reply